Humor untuk Mengatasi Ketegangan Teologis dan Potensi Konflik di Media Sosial
DOI:
https://doi.org/10.36418/syntaximperatif.v5i4.459Abstract
Media sosial telah menjadi ruang publik baru yang kompleks, di mana beragam pandangan dan keyakinan, termasuk perbedaan teologis, saling bertemu dan berinteraksi. Interaksi ini seringkali memicu ketegangan dan polarisasi, terutama dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia. Di tengah kondisi ini, humor muncul sebagai pendekatan alternatif yang potensial untuk meredam ketegangan, menjembatani perbedaan, dan membangun hubungan yang lebih harmonis. Artikel ini mengkaji bagaimana humor sebagai cara berkomunikasi digunakan sebagai cara untuk meredakan ketegangan yang mungkin muncul di ruang media sosial, dengan fokus pada studi kasus "Muhammadiyah Garis Lucu". Melalui analisis konten dan wawancara, penelitian ini menunjukkan bahwa humor dapat menjadi alat yang efektif untuk mendekatkan nilai-nilai Islam dan ke-Muhammadiyah-an kepada generasi muda, mengatasi ketegangan dan potensi konflik, serta membangun citra agama yang lebih positif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa humor memiliki potensi besar untuk membangun ruang publik digital yang lebih inklusif dan toleran. Namun, penggunaan humor dalam konteks keagamaan tetap perlu dilakukan secara bijak dan hati-hati agar tidak menyinggung pihak lain atau mendistorsi nilai-nilai agama itu sendiri.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2024 Wahyu Aji

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.