Penggunaan Model Simulasi Peer Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran Tematik di SDN Tojong 1 Kota Sukabumi
DOI:
https://doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v4i1.218Keywords:
Simulasi Peer Teaching, Peningkatan Kemampuan Guru, Pembelajaran TematikAbstract
Studi terhadap guru SDN Tojong 1 Sukabumi pada pembinaan tentang pelaksanaan pembelajaran berkualitas dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Selain untuk mengetahui motivasi dan keaktifan guru dan hasil pembinaan, penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi kepala sekolah pada saat pembinaan, dan hasil pembinaan yaitu banyaknya guru melaksanakan perubahan proses pembelajarannya. Penelitian ini berupa pembinaan menerapkan teknik simulasi Peer Teaching yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdapat perencanaan – pelaksanaan – observasi – dan refleksi. Lokasi penelitian berada di SDN Tojong 1 Sukabumi. Subjek penelitian guru-guru yang berjumlah 14 orang dan terlibat seorang pengawas selaku pengamat. Hasil refleksi Siklus I digunakan sebagai perencanaan Siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk mengubah cara mengajarnya menjadi lebih tematik,. Pada setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan jumlah guru yang melakukan pembaharuan pembelajaran sesuai dengan target yang ditentukan. Selain ada peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran secara tematik, juga terdapat peningkatan kemampuan kognitif tentang wawasan guru terhadap paradigma pendidikan masa kini khususnya tentang model-model pembelajaran tematik dan menyenangkan. Peningkatan kognitif terjadi pada siklus I dan siklus II Tentang pembinaan melalui simulasi model Peer Teaching, pada siklus I seluruh item yang dimintakan pendapat kepada guru mendapat respon positif yang kuat dari 14 guru. Demikian pula pada siklus II. Kendala atau hambatan yang dihadapi pengawas pada saat pembinaan adalah perbaikan tidak segera dapat dilaksanakan karena pengawas tidak mungkin datang berkali-kali dalam jarak waktu yang pendek, agar tidak mengganggu kegiatan rutin sekolah. Selain itu ada beberapa orang guru yang sulit memahami tentang tujuan perubahan pengelolaan pembelajaran, dan tetap berpegang pada prinsip â€learning how about the contentâ€, bukan pada â€learning how to learnâ€. Dengan waktu penelitian yang pendek, terhadap hasil belajar siswa tidak dilakukan penelitian.