Ecology Media: Kontekstualitas Pesan Empowerment Terhadap Konten Pandawara Group di Sosial Media

(Studi Semiotik Peirce Terhadap Pesan Kerusakan Lingkungan di Tiktok)

Authors

  • Topan Setiawan Universitas Islam Negeri (UIN)Sultan Aji Muhammad Idris, Indonesia
  • Muhammad Tahir Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Indonesia
  • Fuad Fanshuri Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36418/syntaximperatif.v5i2.373

Abstract

Isu kerusakan lingkungan menjadi momok ketakutan bagi hampir sebagian masyarakat Indonesia. Ditambah, pesatnya arus konvergensi media yang kian berkembang, membuka ruang bagi seluruh kalangan (konten kreator) untuk dapat mengkampanyekan Ecology Media di tiap platform media sosial. Pandawara Group menjadi satu di antara konten kreator TikTok yang menggeluti muatan video berbasis edukasi. Melalui gerakan membersihkan tumpukan sampah di perairan anak sungai, parit hingga lingkungan padat penduduk. Dengan mengantongi 8,4 juta pengikut di TikTok, 4,3 juta pengikut platform Instagram dan Facebook. Pandawara Group mampu membangun pemberdayaan manusia (empowerment) dengan menggerakkan seluruh kalangan masyarakat untuk berbondong-bondong membersihkan daerah tersebut. Seperti yang dilakukan di Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penulis tertarik menganalisis bagaimana pesan empowerment dalam konten Pandawara Group. Terkhusus, isi konten yang disajikan dapat memberikan pandangan publik terhadap isu-isu sosial lingkungan. Adapun penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka. Melibatkan tanggapan netizen melalui kolom komentar sebagai acuan landasan penelitian guna memperkuat hasil penelitian dan temuan dalam kajian ini. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, hasil pembahasan menunjukkan bahwa konten Pandawara Group memiliki pesan empowerment. Ini terlihat pada sorotan kamera, ketika tumpukan sampah disulap menjadi lapangan bola. Hal tersebut, untuk memberikan perspektif sarkasme kepada pengelolaan pantai yang kotor. Bahkan, memiliki sarkasme pada muatan suatu konten. Sehingga, tak hanya memberikan kesadaran terhadap publik, melainkan, ikut menggerakkan massa membersihkan daerah tersebut.

Downloads

Published

2024-06-04