Gegera Budaya dalam Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) (Komunikasi Lintas Budaya Warga Graha Rancamanyar dalam Menghadapi Pandemi COVID-19)
DOI:
https://doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v1i4.43Keywords:
Gegar Budaya (Culture Shock), Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pandemi COVID 19Abstract
Perubahan kebiasaan merupakan bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan terutama kebiasaan yang memang belum pernah sama sekali dihadapi. Fenomena tersebut dikenal dengan fenomena gegar budaya (culture shock), umumnya feneomena ini dijumpai pada seseorang yang baru merasakan kebiasaan atau budaya baru terutama bagi yang tinggal di luar daerahnya seperti di luar negeri/negara asing. Akan tetapi, fenomena ini juga dapat kita jumpai di lingkungan sekitar kita terutama pada masa pandemi COVID-19 ini. Adanya pandemi COVID-19 menjadikan segala kehidupan dunia berubah drastis. Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diberlakukan sehingga segala sesuatunya harus mengikuti peraturan atau kebiasaan yang diluar kebisaan sebelumnya. Bahkan di beberapa daerah pemerintah setempat menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini tentunya menimbulkan dampak yang sangat signifikan, terutama pada kebiasaan masyaraka. Penulis melakukan penelitian ini pada warga Graha Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung hal ini merujuk kepada data yang diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa pelanggaran terbanyak dalam masa pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru adalah Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metode ini memungkinkan peneliti mengkaji interaksi sosial subjek melalui wawancara mendalam. Melalui kajian komunikasi lintas budaya ini akan memberikan pemahaman dan gambaran kepada masyarakat dalam menghadapi permasalahan gegar budaya (culture shock).